Selasa, 14 April 2015
EVALUASI PROGRAM ANDRAGOGI “BA2BAKI” KELOMPOK 8
Anggota
Kelompok :
A. Teori Khit Pen Dikaitkan Dengan Performa
Yang Akan Ditampilkan Kelompok
Konsep
Khit-pen ini merupakan
program-program pendidikan luar sekolah di Thailand. Khit-pen berarti
mampu berfikir. Konsep Khit-pen berfikir secara kritis dan kecakapan
memecahkan masalah.” Konsep tersebut dipahami sebagai pendekatan untuk
melakukan proses belajar mengajar. Konsep Khit-pen ini didasari oleh
filsafat budha. Pertama, hidup adalah penderitaan. Kedua penderitaan
itu dapat diatasi, ketiga mengatasi penderitaan.” Bila ada permasalahan,
bisa dicari solusinya, tapi sebelum itu sumber penderitaan harus diidentifikasi, dan
kemudian baru mencari cara pemecahan yang baik.
Dalam hal ini kelompok
berusaha mengedepankan pemecahan yang sesuai dengan teori khit-pen. Kelompok
mengidentifik masalah yang dihadapi banyak orang, terutama mahasiswa dan
tercetuslah ide mengatasi masalah bau kaki. Dengan menjunjung konsep ini,
kelompok ingin memberikan pemecahan masalah yang terbaik dan mudah dilakukan
bagi semua kalangan. Dalam pelaksanaannya, kami menggunakan metode workshop,
dimana kelompok akan menyampaikan pemecahan-pemecahan masalah terkait bau kaki,
lalu mendemonstrasikan cara-cara menghilangkan bau kaki, dan peserta bisa
mempraktekkannya langsung. Lalu, peserta pun diharapkan turut serta aktif dan
ikut berpartisipasi dengan asumsi performa kelompok mengedepankan masalah
sehari-hari yang dialami banyak orang.
B.
Konsep
Performa
Adapun konsep performa yang akan digunakan adalah
Workshop. Dimana, workshop merupakan metode yang melibatkan seluruh peserta
dalam mempraktekkan program yang diajukan. Seperti yang kita ketahui,
pembelajaran andragogi melibatkan orang dewasa. Dimana orang dewasa akan mampu
mengaplikasikan apa yang dipelajari jika dialami secara langsung atau berdasarkan
pengalaman. Untuk program yang diajukan kelompok yaitu “BA2BAKI” sangat
membutuhkan intervensi dari peserta untuk dapat merealisasikan apa yang telah
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada pelaksanaan terdapat
kesalahan persepsi kelompok mengenai metode workshop, dimana kelompok
mengasumsikan bahwa workshop merupakan metode yang melibatkan sebagian peserta
saja sehingga konsep performa yang ditampilkan lebih mengarah kepada metode
demonstrasi. Metode ini adalah metode yang menggunakan satu atau dua partisipan
untuk mempraktekkan kepada peserta yang lain. Seiring dengan proses
pembelajaran dengan masukan dosen pembimbing yaitu Ibu Dina akhirnya kelompok
dapat merealisasikan metode workshop yang melibatkan seluruh peserta meskipun
dengan tambahan waktu terhadap estimasi waktu yang telah ditetapkan kelompok
sebelumnya.
C.
Alat Dan Bahan
D.
Teh celup
E.
Bedak bayi
F.
Bubuk kopi
G.
Koran
H.
Kertas tisu
I.
Cara Pembuatan
1.
Menggunakan
teh celup
-
Letakkan teh celup yang masih baru ke dalam
sepatu.
-
Tinggalkan dalam satu malam.
2.
Menggunakan
bedak bayi
-
Taburkan bedak bayi ke dalam area sepatu.
-
Tinggalkan dalam satu malam.
3.
Menggunakan
bubuk kopi
-
Masukkan bubuk kopi ke dalam kertas tisu.
-
Letakkan bungkusan kopi ke dalam sepatu.
-
Biarkan dalam satu malam.
4.
Menggunakan
koran
-
Bungkus sepatu dengan koran, usahakan rapat agar
bau terserap oleh koran.
-
Letakkan sepatu di tempat yang dingin selama
satu malam.
J.
Tantangan
·
Waktu
Tantangan
yang melibatkan waktu terkait dengan diskusi mengenai pelaksanaan workshop dan
pembuatan program. Adapun yang menjadi tantangannya adalah kesibukan
masing-masing anggota kelompok sehingga kelompok sulit untuk berkumpul dan
menentukan perencanaan yang akan direalisasikan.
·
Topik
Tantangan yang berkaitan dengan
topik dialami oleh kelompok ketika menentukan tema workshop. Pada awalnya kelompok
mengusulkan topik mengenai makanan sehat yang berjudul “Sayur Enak Menyehatkan
Penuh Warna (SEMPURNA)”. Namun, setelah mendapatkan saran dan kritik dari dosen
pembimbing, yaitu Ibu Dina, kelompok akhirnya memutuskan untuk mengganti topik
dengan “Bye Bye Bau Kaki (BA2BAKI)” yang disesuaikan dengan kebutuhan para
mahasiswa andragogi.
·
Alat dan
Bahan
Kelompok tidak mengalami kendala
dalam masalah penyediaan alat maupun bahan yang akan digunakan dalam workshop.
·
Proses Pelaksanaan
Kendala
yang dialami dalam hal ini adalah kesulitan dalam menentukan metode yang paling
sesuai untuk topik BA2BAKI. Awalnya kelompok bermaksud untuk melakukan workshop
yang melibatkan semua peserta dalam mempraktekkan program. Namun, setelah
didiskusikan lebih lanjut, kelompok memilih metode demonstrasi yang
dilaksanakan dengan memilih dua orang secara random dari peserta untuk
mempraktekkan cara yang didemonstrasikan.
·
Pengaturan
Peserta
Awalnya kelompok
berencana untuk tidak membagi peserta workshop menjadi kelompok-kelompok dan
membiarkan peserta duduk sebagaimana adanya. Namun dikarenakan pertimbangan
agar peserta lebih fokus terhadap demonstrasi yang dilakukan untuk jenis sepatu
yang berbeda, maka kami membagi peserta menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
yang memakai flat shoes (sepatu slip-on, sepatu yang tidak memakai tali)
dan kelompok yang memakai sepatu bertali (sepatu kets, sepatu boots, dsb).
K. Proses Yang Terjadi Selama Pelaksanaan
Sebelum presentasi dimulai, kelompok
berkumpul di depan untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipercobakan.
Pada saat itu juga kelompok berkumpul untuk mengingatkan kembali tugas
masing-masing anggota. Kemudian, ketika presentasi akan dimulai bagian
pembukaan dibawakan oleh moderator yaitu Muhammad Firman Akbar. Pembukaan
berisikan penyebab dari bau kaki dan bau sepatu. Setelah itu dilanjutkan oleh
Yolanda Maranatha yang menjelaskan mengenai cara menghilangkan bau pada kaki.
Kemudian presentasi dilanjutkan oleh presenter selanjutnya Agita Nova Purba
yang menjelaskan mengenai alat dan bahan yang digunakan untuk menghilangkan bau
pada sepatu dan cara menghilangkan bau pada sepatu. Pada saat menjelaskan alat
dan bahan yang digunakan, presenter berikutnya yakni Riza Indri dan Triana
Hamidah menunjukkan alat dan bahan yang digunakan. Setelah presentasi mengenai
cara menghilangkan bau sepatu selesai, dilanjutkan oleh Riza Indri dengan
menjelaskan cara kerja dengan melakukan praktek di depan kelas. Setelah selesai
mempraktekkan kelompok meminta dua orang yang menggunakan sepatu flat dan
sepatu bertali. Tetapi pada saat itu audiens tidak langsung mempraktekkan
karena masih diberi pengarahan oleh presenter Riza Indri. Setelah praktek
selesai audiens yang maju diberikan reward. Kemudian kami membuka sesi
pertanyaan yang dibawakan kembali oleh Muhammad Firman Akbar. Pada saat sesi
pertanyaan ada beberapa audiens yang menanyakan mengenai konsep andragogi yang
kami terapkan pada saat presentasi. Akhirnya karena pertanyaan dan saran yang
diberikan teman-teman dan juga dosen, kami diberikan kesempatan sekali lagi
untuk mengulangi prakteknya dengan memanfaatkan alat dan bahan yang tersedia.
Audiens yang berjumlah 40 orang dibagi menjadi 5 kelompok, dimana tiap kelompok
terdiri dari 8 orang. Tiap kelompok diatur dengan posisi duduk yang melingkar
sehingga presenter dapat dengan mudah menjelaskan pada audiens mengenai cara
menghilangkan bau kaki dan bau sepatu. Dan audiens diajak untuk langsung
mempraktekkannya pada sepatu mereka. Setelah praktek selesai, presentasi
ditutup oleh moderator.
L.
Kendala Yang
Dihadapi
·
Waktu
Waktu yang
digunakan kelompok untuk presentasi sudah mencukupi dan tidak melewati batas
waktu yang disediakan. Tetapi karena adanya kesalahan metode yang digunakan,
kelompok diberikan waktu tambahan oleh dosen untuk melakukan workshop dan
memperbaiki performa sebelumnya.
·
Alat Dan
Bahan
Sebelum
pelaksanaan, kelompok hanya mempersiapkan alat dan bahan secukupnya untuk
metode demonstrasi. Sehingga pada saat akan melakukan workshop untuk perbaikan
performa, alat dan bahan yang disediakan kelompok tidak mencukupi dan
mewajibkan para peserta saling berbagi alat dan bahan.
·
Proses Pelaksanaan
Kurang perhatian audiens
·
Performa
Kelompok
mengakui adanya ketidakmatangan perencanaan dan pembagian tugas antar anggota
kelompok sehingga performa yang ditampilkan masing-masing anggota kelompok
masih memiliki kekurangan seperti kesalahan interpretasi dalam melakukan metode
BA2BAKI, perasaan gugup sewaktu membimbing dan mempresentasikan program.
Untuk
pembagian tugas, kelompok mengakui adanya pembagian tugas yang tidak merata.
Seperti pada anggota kelompok Triana Hamidah yang hanya mendapatkan sedikit
peran sebagai fasilitator dan Andrie Syahreza yang hanya memiliki peran sebagai
fotografer. Adapun hal-hal yang menyebabkan hal ini adalah kurangnya respon dan
kerjasama di dalam kelompok.
Kelompok
mengharapkan untuk ke depannya performa masing-masing individu dan kerja sama
antar anggota kelompok dapat ditingkatkan dan memberikan hasil yang lebih baik.
M. Kritik Dan Saran
·
Ilmi Khoir
Saudari Ilmi menyatakan kritik
sebagai berikut:
-
Mengapa peserta dibagi menjadi dua kelompok jika tidak
ada perlakuan khusus yang membutuhkan pembagian kelompok?
-
Cara-cara menghilangkan bau sepatu menggunakan bahan
yang berbeda tidak terlalu jelas, sehingga terlihat seperti tahapan-tahapan.
-
Mengapa peserta tidak diajak untuk mengaplikasikan
sendiri cara-cara yang dipresentasikan?
-
Mengapa metode yang menggunakan bubuk kopi dilanjutkan
dengan membungkus sepatu dengan koran, sementara saat presentasi disebutkan
bahwa sepatu tidak dibungkus koran setelah diletakkan bubuk kopi?
·
Gianne
Saudari Gianne menyatakan kritik
mengenai cara-cara yang digunakan untuk menghilangkan bau sepatu tidak
memperlihatkan atau memberikan efek secara langsung.
·
Cynthia
Saudari Cynthia menyatakan kritik
mengenai peran kelompok yang terlihat tidak merata, sehingga hanya beberapa
anggota kelompok saja yang terlihat aktif dalam pelaksanaan demonstrasi ataupun
workshop.
·
Ibu Filia Dina Anggaraeni
Ibu Filia Dina menyatakan kritik dan
saran sebagai berikut:
-
Sebagai pembelajaran dalam mata kuliah Andragogi,
seharusnya peserta workshop diajak untuk mempraktekkan sendiri cara-cara yang
digunakan untuk menghilangkan bau sepatu. Begitu juga dengan dua orang
partisipan yang diajak ke depan, seharusnya mereka diizinkan untuk
mengaplikasikan cara tersebut pada sepatu mereka tanpa dibantu fasilitator.
-
Pada saat presentasi, perhatian semua peserta belum
terfokus. Saran untuk hal ini adalah sebelum presentasi seharusnya kelompok
membuat energizer atau pembangkit
semangat bagi para peserta agar perhatian terfokus pada presentasi dan
demonstrasi.
N.
Pembagian
Tugas
Moderator : M. Firman Akbar
Presenter : Yolanda Maranatha
Agita Nova Purba
Fasilitator : Riza Indri
Triana Hamidah
Dokumentasi : Andrie
Syahreza
O.
Transaksasi Dana
-
Bubuk Teh : Rp2000,- (2 Bungkus, 12 buah)
-
Bubuk Kopi : Rp7000,- (1 Bungkus)
-
Bedak : Rp5000,-
-
Reward : Rp18500,- (2 Botol Minuman, 5 Buah
Snack)
-
Tissue : Rp5000,- (1 Bungkus)
Total :
Rp37500,-
Rabu, 25 Maret 2015
BA2BAKI (BYE BYE BAU KAKI)
RANCANGAN PEMBELAJARAN
ANDRAGOGI
KELOMPOK 8 :
JUDUL : BA2BAKI (BYE BYE BAU
KAKI)
LATAR BELAKANG :
Di era modern sekarang ini,
memaksa kita untuk bergerak pada peradaban yang semakin maju dan canggih.
Aktivitas yang kita lakukan pun bergerak kian cepat dengan hadirnya berbagai
teknologi canggih. Meskipun demikian, interaksi dengan orang lain secara
langsung merupakan hal yang fundamental dalam berbagai hal di dunia, apakah itu
pekerjaan maupun sekedar kopi darat.
Kemajuan peradaban manusia juga mendorong munculnya inovasi-inovasi baru
dalam hal sandang, papan dan pangan. Berbagai makanan yang muncul mulai dari
makanan cepat saji hingga makanan alami menyehatkan, arsitektur bangunan serta
perabot rumah tangga yang kian menawan juga menambah kenyamanan ketika berada
dirumah. Pakaian yang kian bervariasi pun kini menjadi kebutuhan bagi manusia,
mulai dari baju, aksesoris hingga sepatu.
Tidak bisa kita pungkiri, sepatu
bukan lagi hal yang terkesan kaku jika dikenakan. Kemunculan model-model baru
semakin memperkuat image sepatu sebagai outfit yang harus dimiliki setiap
orang. Berbagai profesi di dunia mengharuskan kita untuk mengenakan sepatu baik
yang di dalam ruangan seperti kantor, sekolah, universitas maupun yang di lapangan. Tak hanya professional yang mengenakan sepatu
saat mereka bekerja. Para kalangan muda juga tak jarang mengenakan sepatu saat
mereka sedang mengunjugi teman-teman atau sekedar nongkrong. Namun, tahukah
kita bahwa sepatu juga dapat mempengaruhi aktivitas kita sehari-hari?
Sepatu biasanya kita kenakan
dalam waktu yang cukup lama, bisa mencapai
8 sampai 12 jam dalam sehari bahkan lebih. Kaki yang biasa kita tutup
dengan sepatu ternyata bisa menimbulkan berbagai permasalahan baik
kebersihannya, kesehatannya, dan keindahannya. Ada beberapa masalah dengan kaki
yang umum dialami oleh kita, misalnya, telapak kaki pecah-pecah, kuku kaki yang
kotor bahkan aroma kaki yang tidak sedap.
Aroma kaki yang tidak sedap atau
yang sering kita sebut dengan bau kaki (bromhidorsis) merupakan kondisi yang
sangat mengganggu penampilan dan orang-orang disekitar kita yang menciumnya.
Sebelumnya kita hanya mengira bau kaki disebabkan oleh keringat atau sepatu dan
kaos kaki yang kotor. Tapi terkadang sering mengganti kaos kaki juga masih saja
timbul bau pada kaki.
Keringat, sebenarnya tidak menimbulkan
bau kaki karna keringat hanya tersusun oleh mineral (Na, Cl, dan k), tetapi
keringat dapat berubah menjadi bau akibat adanya bakteri yang bercampur dengan
keringat pada kulit kaki. Bakteri pada kulit kaki kita dapat menguraikan lemak
dan protein dalam keringat kita menghasilkan senyawa asam. Nah, senyawa asam
inilah yang menyebabkan bau tidak sedap pada kaki kita. Sebenarnya bau itu
dapat menguap dan hilang dengan cepat saat bakteri menguraikan lemak dan
protein pada kulit kita seperti pada tangan. Tetapi karena terhalang oleh kaos
kaki kita maka tidak dapat menguap dengan cepat ke udara. Inilah yang
menyebabkan timbulnya bau kaki.
Bau kaki yang muncul, juga
menyebabkan munculnya bau tidak sedap pada sepatu. Kita sering terpaku pada
munculnya bau kaki tanpa memperhatikan kebersihan sepatu yang kita kenakan
sehari-hari. Seringkali kita berusaha untuk setiap hari membersihkan kaki,
mengganti kaus kaki namun tetap saja masih mencium aroma tidak sedap. Hal ini
dikarenakan masih terdapat bakteri yang menimbulkan bau di sepatu kita. Oleh
sebab itu, kelompok ingin mengajukan sebuah gagasan pembelajaran untuk
menghilangkan aroma yang tidak sedap pada sepatu dengan menggunakan bahan-bahan
yang mudah didapat seperti serbuk teh dan bedak.
Diharapkan, melalui pembelajaran ini para
pembelajar dapat mengatasi permasalahan munculnya bau sepatu dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
TUJUAN :
· memberikan pengetahuan mengenai permasalahan
kaki baik kebersihannya, kesehatannya, dan keindahannya
· memberikan pengetahuan mengenai pengaruh sepatu
terhadap kebersihan, kesehatan dan keindahan kaki
·
Memberikan pembelajaran cara menghilangkan bau
tidak sedap pada kaki dan sepatu
METODE PEMBELAJARAN :
Adapun metode pembelajaran
dilakukan dengan teknik presentasi oleh kelompok mengenai permasalahan kaki dan
penanggulangannya. Serta metode praktik langsung yang dibimbing oleh
fasilitator dan dilakukan oleh seluruh partisipan dalam bentuk
kelompok-kelompok kecil yang dikategorikan berdasarkan model sepatu yang
dikenakan.
Waktu yang dibutuhkan selama
proses pembelajaran berkisar 30 menit.
·
Presentasi :
20 menit
·
Praktik :
10 menit
PELAKSANA :
·
Presenter
-
Agita Nova Purba
-
Yolanda Maranatha
·
Fasilitator
-
M. Firman Akbar
-
Andrie Syahreza
-
Riza Indri
-
Triana Hamidah
·
Dokumentasi
-
Yolanda Maranatha
·
Partisipan
-
semua mahasiswa/i mata kuliah andragogi Fakultas
Psikologi USU tahun 2015
-
bukan anggota kelompok 8
-
mengenakan sepatu
A.
Mengurangi
Bau pada Kaki
CARA:
1.
Mencuci kaki dengan sabun anti bakteri.
2.
Gunakan bedak bayi pada kaki sebelum memakai
kaos kaki dan sepatu.
3.
Jangan membiasakan memakai kaos kaki yang sama
selama berhari-hari (ganti kaos kaki setiap hari).
4.
Menggunakan sepatu yang memiliki ‘ventilasi’.
5.
Pilih kaos kaki yang terbuat dari bahan katun
atau bahan yang menyerap keringat.
6.
Gunakan anti-perspirant pada kaki Anda.
7.
Usahakan menggunakan sepatu secara bergantian.
8.
Tinggalkan sepatu yang telah dipakai selama 24
jam atau lebih untuk mengeringkannya sebelum dipakai kembali.
B.
Mengurangi
Bau pada Sepatu
ALAT DAN BAHAN :
1. Teh
celup
2. Bedak
bayi
3. Bubuk
kopi
4. Koran
5. Kertas
tisu
CARA KERJA:
1.
Menggunakan
teh celup
-
Letakkan teh celup yang masih baru ke dalam
sepatu.
-
Tinggalkan dalam satu malam.
2.
Menggunakan
bedak bayi
-
Taburkan bedak bayi ke dalam area sepatu.
-
Tinggalkan dalam satu malam.
3.
Menggunakan
bubuk kopi
-
Masukkan bubuk kopi ke dalam kertas tisu.
-
Letakkan bungkusan kopi ke dalam sepatu.
-
Biarkan dalam satu malam.
4.
Menggunakan
koran
-
Bungkus sepatu dengan koran, usahakan rapat agar
bau terserap oleh koran.
-
Letakkan sepatu di tempat yang dingin selama
satu malam.
DANA :
-
Teh celup :
Rp10.000
-
Bedak bayi :
Rp15.000
-
Bubuk Kopi :
Rp10.000
-
Kertas Tisu :
Rp10.000
-
Koran :
Sumbangan
HASIL :
1. Diharapkan
para peserta dapat mengaplikasikan cara mengurangi bau kaki di rumah
masing-masing.
2. Diharapkan
cara yang didemonstrasi oleh kelompok dapat secara efektif membantu peserta
dalam mengurangi bau kaki.
Langganan:
Postingan (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.