Lev Vygotsky adalah seorang Psikolog dari Rusia telah memaparkan
teori-teori kognitifnya yang diklaim dalam tiga pandangan inti. Antara lain sbb
:
1.
Keahlian kognitif Anak dapat dipahami apabila
dianalisis dan diinterpretasikan secara developmental (Kognitif-Developmental)
2.
Kemampuan kognitif di mediasi dengan kata, bahasa
dan bentuk diskursus yang berfungsi
sebagai alat Psikologis untuk membantu dan mentransformasi aktivitas mental
(Kognitif-Verbal)
3.
Kemampuan dan Keahlian Kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar
belakang sosiokultural (Kognitif-Sosiokultural)
Jika berbicara tentang Pendidikan,
Kognitif merupakan salah satu kemampuan dan keahlian yang paling mendasar. Melalui
kemampuan kognitif yang baik, seseorang
dapat mengembangkan potensi dalam dirinya dengan baik pula. Melalui teori
Kognitif Lev Vygotsky, aku bakal menjelaskan asumsi-asumsinya kedalam
kehidupan sehari-hari berdasarkan pengalaman yang telah aku lalui.
Berdasarkan Pandangan inti
Vygotsky:
1. Kognitif-Development
Memiliki penjelasan
bahwa pendekatan menggunakan developmental berarti memahami fungsi kognitif anak dengan memeriksa asal-usul atau latar belakang anak tersebut dan
transformasinya dari bentuk awal ke bentuk selanjutnya. Kalau aku, perlakuan ini telah aku dapatkan sejak aku
kecil sampai dewasa. Aku dari kecil sudah sering dibiasakan membaca oleh orang tua. Dan dulu, setiap ayahku gajian, beliau selalu membelikan saya buku mulai dari mulai novel, komik, ensiklopedia, majalah dll. Karena itu hingga sekarang aku sangat suka membaca. aku pun mulai mencoba-coba untuk membuat tulisan sendiri. Kemampuanku dalam bidang ini termasuk dalam ruang lingkup
Kognitif-Developmental.
2. Kognitif-Verbal
Pada masa
kanak-kanak bahasa digunakan sebagai alat yang membantu anak dalam memecahkan
problem. Dalam kasus ini, mungkin akan sulit untuk aku mengingat pembentukan
kognitif pada saat aku kanak-kanak. Namun, pola pembentukan ini dapat aku
lihat dari apa yang dilakukan orangtua kepada adikku. Misalnya, saat orangtua akan mengatakan "hati-hati" atau "awas" kepada anak-anak yang sedang bermain dipinggir jalan.
3. Kognitif-sosiokuiltural
Perkembangan seorang anak tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan Sosio-Kultural. Misalnya, bagaimana
Ibuku mengajarkan selalu mengingat sesuatu secara lengkap dan jelas agar bisa kembali dijelaskan. Hal ini adalah pembentukan kognitif melalui pembiasaan/budaya pada
kehidupan masing-masing.
Dari ketiga Klaim diatas,
terdapat beberapa gagasan unik dalam teori Lev Vygotsky. Antara lain :
1. Zone
of Proximal Development (ZPD)
Daerah yang
merupakan serangkaian tugas yang sulit dikuasai anak tetapi dapat dipelajari
dengan bantuan orang deasa atau orang yang lebih ahli. Zone of proximal
development ini memiliki batasan baah dan batasan atas. Dimana, batas bawah
adalah level pemecahan problem yang dapat dicapai secara sendirian oleh anak. Sedangkan
batas atas adalah level tanggung jawab tambahan yang dpat diterima anak dengan
bantuan instruktur yang lebih mampu. Misalnya, ketika aku kecil saya sering dibelikan berbagai macam buku bacaan. Batas bawah
yang dapat aku capai waktu itu adalah membaca informasi-informasi yang ada
didalamnya. Namun, untuk memahami makna yang terkandung dalam informasi
tersebut, aku masih membutuhkan bantuan orang tua saya untuk menjelaskannya. Kemampuan
untuk memahami informasi tersebut adalah batas atas dalam studi kasus yang kujelaskan.
2. Scaffolding
Scaffolding erat
kaitannya dengan ZPD. Ini merupakan teknik yang dipergunakan untuk membantu
seorang anak menyelesaikan masalah sampai ia mampu melakukannya sendiri. Bantuan orangtuaku saat aku belajar membaca dan menulis sampai aku bisa, itu disebut Scaffolding. Jadi, Scaffolding ini lebih menekankan pada
tindakan dan teknik yang diterapkan.
3. Bahasa
dan Pemikiran
Menurut Vygotsky
kombinasi dari kedua elemen ini memiliki perwujudan yang dikenal dengan inner speech atau private speech. Dimana, ini adalah cikal bakal dalam pembentukan
karakter verbal seseorang. Vygotsky mengatakan bahwa anak-anak harus berbicara
kepada orang lain/objek lain sebelum ia masuk ke dalam pemikirannya sendiri.
saya ingat sekali saat dulu suka mengoceh-ngoceh sendiri, menyanyi lagu-lagu yang sering orang tuaku perdengarkan hingga saat saya bergoyang mendengarkan alunan musik lagi Sibiring-biring yang membuat saya jatuh dan melukai daguku. Kemampuan ini bersifat egosentris, namun akan sangat
berperan penting bagi pemikiran pada masa kanak-kanak.
0 komentar:
Posting Komentar