PENGALAMAN ANDRAGOGI DAN PEDAGOGI
By: Andrie Syahreza (131301096)
Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, tipe dalam pembelajaran juga ikut berkembang.
Diantaranya adalah Andragogi dan Pedagogi. Sebelum saya bercerita tentang pengalaman
saya akan Andragogi dan Pedagogi, ada baiknya saya jelaskan sedikit tentang hal
tersebut.
Andragogi adalah teori belajar yang berfokus untuk orang
dewasa, sedangkan Pedagogi adalah metode belajar pada kanak-kanak dimana orang
dewasa berperan sebagai pembimbing. Pada andragogi, orang dewasa dituntut
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan pada pedagogi siswa bersifat
pasif dan semua tergantung kepada guru.
Pengalaman saya pribadi pada andragogi, saya pernah
mendapatkan pelatihan dalam training kerja. Diasana kami ada 15 org diberikan
instruksi untuk menyelesaikan sebuah masalah, yaitu untuk menemukan sabun
pembersih noda yang cocok dengan apa yang dibersihkannya. Kami diberikan clue
warna dan bahasa, lalu kami memilih sabun pembersih noda yang dimaksud kemudian
mencocokkannya dengan cara langsung menggunakan krim tersebut untuk
membersihkan objek yang dim aksud. Awalnya saya sendiri tidak merasa kesusahan
dengan training tersebut karena clue warna dan bahasanya cukup saya mengerti. Namun
karene terus diusik oleh teman teman seperjuangan, saya merasa kesusahan dan
kelabakan sendiri. Tapi semua dapat saya jalankan dengan baik dan lancar.
Setelah itu, saya berhasil melanjutkan ke training yang
selanjutnya, yaitu tes menggoreng ayam, patty (daging burger) dan kentang goreng.
Disitu saya dituntut untuk dapat menggoreng ayam sesuai dengan kematangan dan
warna yang diinginkan oleh trainer. Clue yang diberikan hanya berupa gambar
ayam goreng, patty dan kentang goreng yang sempurna warnanya yaitu Golden Brown
namun dalamnya masih lembut dan empuk. Teknik menggoreng dan cara penyajian itu
diserahkan sepenuhnya pada saya. Untungnya saya mengerti dasar dalam memasak
sehingga saya tidak mendapatkan kesulitan yang berarti.
Selain itu, di bangku perkuliahan yang sedang saya jalani
juga menggunakan metode Andragogi. Contohnya seperti presentasi materi kuliah,
diskusi, dan Tanya jawab dosen dan mahasiswa. Tentunya itu bisa dilakukan
dengan kemauan dan kemampuan sendiri, juga tidak tergantung kepada orang lain
dan kita terbantu dengan pengalaman pengalaman yang kita miliki
Pengalaman saya pada pedagogi tentunya berkisar saat saya
masih duduk di bangku SD hingga SMA. Di masa masa itu saya mendapatkan materi
pelajaran semua dari guru. Kami sebagai murid hanya duduk diam mendengarkan
guru menjelaskan didepan kelas sedangkan kami duduk diam menyimak. Sekali sekali
guru juga mau bertanya pada murid uuntuk mencairkan suasana, namun biasanya
murid enggan menjawab jika tidak tahu atau karena takut salah sehingga murid
hanya bisa diam. Karena biasanya jika
kita salah dalam menjawab atau apapun itu, guru biasanya memberikan konsekuensi
berupa hukuman atau marah. Seringkali juga guru memberikan hukuman fisik yang
sudah tentu menyalahi aturan. Saya sendiri juga pernah merasakan hulkuman fisik
tersebut hanya karena tidak mampu menjawab soal fisika yang terlampau sulit
buat saya. Dalam pedagogi juga biasanya guru menuntut untuk bisa atau mampu
dalam pelajaran yang diampunya. Jika semua guru menuntut begitu, tentu saya dan
teman teman kesulitan karena harus menguasai 14 mata pelajaran sekaligus. Namun
tentu itu semua tergantung guru yang mengajar apakah kompeten atau tidak, juga
tergantung murid apakah ada kemauan belajar atau tidak. Segala sesuatu berasal
dari diri sendiri dan didukung oleh sarana yang dapat menunjang proses belajar.
Sekian pengalaman saya semoga bermanfaat dan bisa menabah
pengetahuan movie-men sekalian.
Salam moviement!
0 komentar:
Posting Komentar