Rabu, 31 Desember 2014
The Shawshank Redemption: A Hope in Hopeless Place
02.02
No comments
Hello, Movie-men! What’up A?
Yap, kali ini saya mendapat tugas dari
mata kuliah Psikologi Kepribadian II untuk membahas suatu fenomena atau kasus
berdasarkan teori Martin E.P Seligman yaitu Positive Psychology.
Berhubung ini blog all about movie, jadi
saya ambil fenomena berdasarkan Film pilihan saya, yaitu The Shawshank
Redemption. Film yang menempati urutan teratas dalam rating IMDb ini sangat
mengesankan. Dari segi cerita, pemain, dan plot yang menuai berbagai pujian.
Film ini bercerita tentang Andy
Dufresne, seorang bankir, dalam menjalani masa tahanan untuk kejahatan yang
tidak dia lakukan di rumah tahanan Shawshank Redemption. Di tahun 1947, seorang
bankir bernama Andy Dufresne dituduh membunuh istri dan kekasih
istrinya. Walau Andy sendiri menyatakan bahwa dirinya tidak melakukan
pembunuhan itu, namun berdasarkan bukti-bukti yang ada, Andy dihukum dan
dipenjara di Shawsank. Di Shawsank Andy berkenalan dan selanjutnya
berteman akrab dengan Ellis "Red" Redding. Red memliki
kemampuan untuk menyelundupkan barang-barang yang diperlukan oleh para tahanan.
Untuk Andy, Red berhasil menyelundupkan palu kecil yang dipakai Andy
untuk hobinya membuat buah catur. Selain itu Red juga memberikan
poster-poster bintang film wanita bagi Andy.
Andy bekerja
di bagian binatu penjara. Selama di penjara Andy selalu mendapat
siksaan dari gang "The Sisters" penguasa di Shawshank.
Gang The Sisters dipimpin oleh seorang narapidana bernama Bogs.
Di tahun 1949, saat bersama beberapa
teman tahanannya yang lain ditugaskan untuk melapisi bagian atas atap salah
satu gedung penjara, Andy mendengar caci maki dari kepala penjaga
tahanan yang kejam Byron Hadley tentang pajak yang dia harus bayar atas
warisan yang didapatnya dari saudaranya yang baru meninggal. Atas bujukan Andy,
Baron bersedia dibantu untuk secara legal terbebas dari pajak atas warisan
yan diperolehnya. Andy hanya meminta beberapa bir dingin sebagai imbalan
bantuannya itu.
Setelah kembali dari rumah sakit, Andy
dipertemukan dengan Warden Samuel Norton kepala penjara Shawshank. Warden
kemudian memindahkan Andy ke bagian perpustakaan penjara untuk membantu
seorang narapidana tua bernama Brokks Hatlen, dengan tujuan agar Andy
dapat juga melakukan pembukuan keuangan penjara. Kemampuannya dalam
keuangan dan pajak, membuat Andy sering dikunjungi para penjaga
tahanan di Shawshank dan lingkungan sekitar penjara.
Andy
kemudian mulai menulis surat setiap ke pemerintah setempat yang isinya meminta
bantuan tambahan buku untuk perpustakaan di Shawshank.
Surat-surat permohonan yang dikirim
Andy ke pemerintah daerah akhirnya membuahkan hasil. Pemerintah daerah
mengirimkan sumbangan buku-buku untuk perpusatakaan di Shawshank. Selain
kiriman berupa buku ternyata dikrim juga sumbangan berupa rekaman musik di atas
piringan hitam. Andy berbicara dengan Red dan menerangkan bahwa Andy
selalu memiliki harapan dan harapannya akan selalu ada dan tidak akan hilang
karena penjara di Shawshank, namun Red mengabaikan pernyataan Andy
itu.
Tahun 1963, Norton sang kepala
penjara memanfaatkan tenaga para tahanan untuk pekerjaan di luar penjara. Norton
mendapat keuntungan dari pemotongan gaji pekerja dan mendapat komisi juga
dari penyedia pekerjaan. Andy ditugaskan untuk 'mencuci' uang itu
dengan menggunakan nama Randal Stephens.
Tahun 1965, Tommy Williams yang
dipenjara karena pencurian, menjadi akrab dan berteman Andy dan Red.
Andy sangat membantu Red dalam mempersiapkan dirinya
menghadapi ujian setara SMA. Tahun 1966 setelah mendengar secara rinci tentang
kasus Andy, Tommy merasa kasus Andy sangat mirip dengan
cerita seorang narapidana yang pernah menjadi teman sekamarnya di penjara lain,
yang mengaku pernah membunuh seorang lelaki dengan teman selingkuhnya, yang
merupakan seorang istri dari seorang bankir, dan bankir tersebut akhirnya yang
dihukum karena kejadian itu. Andy kemudian mendiskusikan informasi ini
ke Norton dengan harapan Norton bisa membantunya agar bisa
dilakukan pengadilan ulang untuk kasusnya. Namun Norton tanggapan sangat
diluar dugaan Andy. Andy malah mendapat hukuman karena kekecewaan
yang diungkapkannya.
Setelah selesai dari hukuman Andy bercerita
pada Red tentang harapan Andy untuk hidup dan tinggal di Zihuatanejo
sebuah kota di Mexico yang memiliki pantai menghadap ke laitan Pasific.
Bagi Red, harapan Andy tidak mungkin akan terjadi. Namun Andy berpesan
saat Red bebas nanti jangan lupa untuk mengambil paket untuk Red
di sebuah padang rumput dekat kota Buxton.
Esok harinya, tempat tahanan Andy sudah
kosong. Andy berhasil melarikan diri dengan membawa seluruh catatan
pencucian uang yang dilakukan Norton. Penjaga tahanan melakukan
pencarian, namun di saat yang sama Andy berpura-pura menjadi Randall
Stephens mendatangi beberapa bank dan menarik uang yang sudah dicuci
tersebut. Kemudian, Andy mengirim laporan keuangan dan rincian transaksi
puncucian uang dan bukti-bukti korupsi serta pembunuhan yang telah dilakukan Norton
ke koran setempat. Polisi segera ke penjara Shawsank untuk menangkap
pihak-pihak yang terkait atas bukti dari Andy.
Red
akhirnya di bebaskan setelah menjalani masa tahanan selama 50 tahun. Red
mulai mencoba untuk beradaptasi dengan kehidupan diluar rumah tahanan. Namun
hal ini ternyata sangata sulit dan menimbulkan tekanan baginya, karena selama
ini Red menjalani 50 tahun dari hidupnya di dalam penjara.
Red
teringat akan pesan Andy sebelum Andy melarikan diri. Merasa
frustrasi karena belum juga bisa beradaptasi dengan lingkungan di luar penjara,
Red memutuskan untuk mencari kemungkinan akan adanya paket khusus
untuknya di tempat yang diceritakan Andy dulu.
Jika dibahas dengan positive psychology
yang dibuat oleh Martin Seligman, pesan-pesan positif dari The Shawshank
Redemption berhubungan dengan beberapa aspek Happy Personality.
Faktor
Kepribadian:
1.
Self-efficacy
and Internal Locus of control
Andy
adalah seorang banker yang cerdas, dan mampu bertahan saat menjadi terdakwa
kasus pembunuhan istrinya yang tidak dilakukannya. Dalam film juga diceritakan
bahwa Andy Sudah merencanakan pelariannya dari penjara. Walaupun membutuhkan
waktu lebih dari 10 tahun, Andy tetap tak menyerah. Dia percaya bahwa dirinya
mampu melakukannya. Di dalam penjara pun Andy menjadi agen “pencuci uang”
kepala penjara karena memang dia seorang banker yang handal.
2.
Self-Acceptance,
Environmental Mastery and Autonomy.
Saat
dipenjara, Andy sudah menerima dirinya apa adanya. Dalam waktu yang singkat pun
Andy sudah “menguasai” penjara, terbukti dengan diperluasnya perpustakaan
karena permintaanya dan pengiriman buku-buku baru untuk perpustakaannya. Dia juga
menjadi agen kotor kepala penjara, yang secara tidak langsung menguasai uang
kotor kepala penjara. Andy juga merupakan orang yang mandiri, mampu bekerja
secara independen tanpa dibantu orang lain, walaupun tampak bahwa dia sangat
memerlukan bantuan Red si penyelundup.
6 Variabel Happy Personality:
1.
Repressive-defensiveness
Andy
menyangkal bahwa dialah pembunuh istrinya karena memang bukan dirinya, namun
tak berdaya manakala hukuman tetap dijatuhkan untuk dirinya. Di dalam penjara,
Andy merupakan orang yang tenang namun perlahan “menguasai” Shawshank.
2.
Trust
Andy
sangat percaya pada teman sesame narapidana, Ellis Redding. Karena tingkat
kepercayaannya yang tinggi inilah Andy menceritakan semua pengalaman dan
harapannya pada Ellis. Andy juga dipercaya kepala penjara untuk mencuci uang
kotornya yang pada akhirnya Andy menipu kepala penjara tersebut.
3.
Internal
Locus of Control and Desire for Control
Andy
menulak penyoksaan yang dilakukan geng Bogs, dan mulai bangkit dengan
berkegiatan dalam penjara Shawshank. Karena dia yakin bahwa dirinyalah pemegang
control atas hidupnya dan bukan orang lain.
4.
Hardiness
Andy
memutar piringan hitam yang didapatnya dari kiriman bersama buku-buku untuk
perpustakaanya dengan pengeras suara dari ruangan operator penjara untuk
mengurangi stressnya dan menghibur teman-temannya. Hal ini membuat Andy
dihukum, namun dia tidak menyesal.
5.
Emotional
Stability and Positive Affect
Andy
orang yang sangat tenang dan berkarisma. Dalam penjara yang tampak menyeramkan,
Andy bak seorang intelek yang tersesat di daerah kumuh. Suasana hatinya juga
selalu positif dan menerima keadaanya apa adanya.
6.
Self-Esteem
Walaupun dipenjara, Andy tak kehilangan
harga dirinya. Saat akan dilecehkan oleh geng Bogs, dia menolak dengan balik
mengancam Bogs.
Kesimpulan yang bisa kita ambil dalam
film ini adalah jangan berhenti berharap. Bagaimana seseorang yang tidak punya
harapan namun berani berharap. Di tempat seperti ini, beranikah kita berharap?
(Saat kalian menonton film ini, kalian
akan terkejut betapa andy memiliki kesungguhan yang luar biasa untuk melarikan
diri dari Shawshank, dan jalur ekstrem yang ditempuh Andy akan membuat kalian miris)
Di akhir film ini ditunjukkan bahwa Andy
sangat bahagia atas kehidupan yang dijalaninya.
Sekian Movie-men. Semoga bermanfaat
untuk kalian semua. Keep Watching!
Source:
Schultz, D.,
& Schultz, S.E. (2005). Theories of Personality 8
th. Edition. USA: Wadsworth.
Jumat, 06 Juni 2014
Pengalaman Andragogi dan Pedagogi
03.48
No comments
PENGALAMAN ANDRAGOGI DAN PEDAGOGI
By: Andrie Syahreza (131301096)
Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, tipe dalam pembelajaran juga ikut berkembang.
Diantaranya adalah Andragogi dan Pedagogi. Sebelum saya bercerita tentang pengalaman
saya akan Andragogi dan Pedagogi, ada baiknya saya jelaskan sedikit tentang hal
tersebut.
Andragogi adalah teori belajar yang berfokus untuk orang
dewasa, sedangkan Pedagogi adalah metode belajar pada kanak-kanak dimana orang
dewasa berperan sebagai pembimbing. Pada andragogi, orang dewasa dituntut
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan pada pedagogi siswa bersifat
pasif dan semua tergantung kepada guru.
Pengalaman saya pribadi pada andragogi, saya pernah
mendapatkan pelatihan dalam training kerja. Diasana kami ada 15 org diberikan
instruksi untuk menyelesaikan sebuah masalah, yaitu untuk menemukan sabun
pembersih noda yang cocok dengan apa yang dibersihkannya. Kami diberikan clue
warna dan bahasa, lalu kami memilih sabun pembersih noda yang dimaksud kemudian
mencocokkannya dengan cara langsung menggunakan krim tersebut untuk
membersihkan objek yang dim aksud. Awalnya saya sendiri tidak merasa kesusahan
dengan training tersebut karena clue warna dan bahasanya cukup saya mengerti. Namun
karene terus diusik oleh teman teman seperjuangan, saya merasa kesusahan dan
kelabakan sendiri. Tapi semua dapat saya jalankan dengan baik dan lancar.
Setelah itu, saya berhasil melanjutkan ke training yang
selanjutnya, yaitu tes menggoreng ayam, patty (daging burger) dan kentang goreng.
Disitu saya dituntut untuk dapat menggoreng ayam sesuai dengan kematangan dan
warna yang diinginkan oleh trainer. Clue yang diberikan hanya berupa gambar
ayam goreng, patty dan kentang goreng yang sempurna warnanya yaitu Golden Brown
namun dalamnya masih lembut dan empuk. Teknik menggoreng dan cara penyajian itu
diserahkan sepenuhnya pada saya. Untungnya saya mengerti dasar dalam memasak
sehingga saya tidak mendapatkan kesulitan yang berarti.
Selain itu, di bangku perkuliahan yang sedang saya jalani
juga menggunakan metode Andragogi. Contohnya seperti presentasi materi kuliah,
diskusi, dan Tanya jawab dosen dan mahasiswa. Tentunya itu bisa dilakukan
dengan kemauan dan kemampuan sendiri, juga tidak tergantung kepada orang lain
dan kita terbantu dengan pengalaman pengalaman yang kita miliki
Pengalaman saya pada pedagogi tentunya berkisar saat saya
masih duduk di bangku SD hingga SMA. Di masa masa itu saya mendapatkan materi
pelajaran semua dari guru. Kami sebagai murid hanya duduk diam mendengarkan
guru menjelaskan didepan kelas sedangkan kami duduk diam menyimak. Sekali sekali
guru juga mau bertanya pada murid uuntuk mencairkan suasana, namun biasanya
murid enggan menjawab jika tidak tahu atau karena takut salah sehingga murid
hanya bisa diam. Karena biasanya jika
kita salah dalam menjawab atau apapun itu, guru biasanya memberikan konsekuensi
berupa hukuman atau marah. Seringkali juga guru memberikan hukuman fisik yang
sudah tentu menyalahi aturan. Saya sendiri juga pernah merasakan hulkuman fisik
tersebut hanya karena tidak mampu menjawab soal fisika yang terlampau sulit
buat saya. Dalam pedagogi juga biasanya guru menuntut untuk bisa atau mampu
dalam pelajaran yang diampunya. Jika semua guru menuntut begitu, tentu saya dan
teman teman kesulitan karena harus menguasai 14 mata pelajaran sekaligus. Namun
tentu itu semua tergantung guru yang mengajar apakah kompeten atau tidak, juga
tergantung murid apakah ada kemauan belajar atau tidak. Segala sesuatu berasal
dari diri sendiri dan didukung oleh sarana yang dapat menunjang proses belajar.
Sekian pengalaman saya semoga bermanfaat dan bisa menabah
pengetahuan movie-men sekalian.
Salam moviement!
Minggu, 20 April 2014
07.15
No comments
Evaluasi Kegiatan Observasi dan
Hasil Observasi
Oleh : Kelompok 6
Novi Reza (13-006) http://13006nrrp.blogspot.com/
Cynthia Christian (13-078) http://13078cc.blogspot.com/
Ummul Khairiah (13-090) http://13090uk.blogspot.com/
Andrie Syahreza (13-096) http://13096as.blogspot.com/
Evaluasi
persiapan observasi
Persiapan observasi
dimulai pada tanggal 28 Maret 2014. Cynthia dan Novi, sebagai perwakilan
kelompok, mendatangi sekolah yang akan diobservasi yaitu SMP Advent 2 Medan.
Setibanya di sekolah tersebut, keduanya disambut hangat oleh pihak sekolah.
Untuk mendapat izin observasi sekolah, keduanya dipersilahkan untuk menemui
kepala sekolah dan meminta izin langsung dari kepala sekolah. Pihak sekolah
memberi izin observasi dan tidak mensyaratkan surat izin dari pihak fakultas.
Setelah di sepakati oleh perwakilan kelompok dan pihak sekolah, dipilihlah
tanggal 2 April 2014 pukul 10.30 untuk kelompok kami mengobservasi sekolah
tersebut.
Setelah mendapat izin,
persiapan selanjutnya untuk observasi yang kelompok kami lakukan adalah
penugasan untuk membaca materi mengenai teori belajar dan perkembangan oleh
ketua kelompok kepada seluruh tim dari kelompok 6 yang akan menjadi observer
keesokan harinya. (Tugas untuk mempelajari materi di berikan pada tanggal 1
April 2014)
Selain persiapan diri
oleh masing-masing anggota kelompok, pada tanggal 2 April 2014 sebelum
berangkat kami melakukan pembagian tugas. Dimana berdasarkan kesepakatan tugas
masing-masing anggota adalah sebagai berikut :
Nama
|
Tugas
|
Cynthia
Christian
|
Mengamati
interaksi guru dengan murid, cara
berbicara, sorot mata, dan body language murid.
|
Ummul
Khairiah
|
Mengamati
tata letak ruangan, alat-alat belajar, prabot, dan barang-barang yang ada di
kelas.
|
Novi
Reza
|
Mengambil
dokumentasi dalam kelas, berupa foto ruangan beserta seluruh peralatannya dan
proses belajar mengajar dalam kelas.
|
Andrie
Syahreza
|
Mengamati
kantin, perpustakaan, serta mengambil dokumentasi proses belajar
mengajar dari luar kelas.
|
Abdul
Hakim
|
Mengobservasi
halaman sekolah dan taman bermain, serta merekam proses belajar mengajar dari
luar kelas.
|
Setelah sampai di
sekolah, persiapan selanjutnya yang kami lakukan adalah menemui pihak sekolah
(secara khusus kepala sekolah) untuk menyatakan bahwa kami siap untuk melakukan
observasi. Pada saat itu kelompok kami di perkenalkan dengan guru mata
pelajaran yang akan mengajar dikelas yang akan kami observasi. Guru tersebut
bernama Rahmadani F. Pasaribu, S.Pd.
Setelah melapor bahwa
kami telah siap untuk melakukan observasi, kelompok kami melakukan briefing
yang dipimpin oleh ketua kelompok. Di dalam briefing, ketua kelompok mengulang
lagi pembagian tugas yang telah disepakati dan memastikan bahwa tidak ada
barang yang kurang. Yang kami persiapkan pada saat itu adalah 2 buku dan pulpen
untuk mencatat, 3 kamera, dan 2 kotak pensil(hadiah untuk para siswa/i dari
kelas yang kami observasi).
Evaluasi Kegiatan Observasi
Observasi di kelas
berlangsung dengan sangat lancar. Hanya suasana ruangan sangat pengap karena
observasi dilakukan disiang hari dengan hanya ada 1 kipas angin di dalam kelas.
Namun, ini tidak mengurangi anstusiasme kelompok kami untuk melakukan observasi
di sekolah ini. Salah satu alasannya adalah karena respon guru mata pelajaran
dan murid kepada kelompok kami sangat baik. Guru yang mengajar pada saat itu
yang sekaligus adalah narasumber utama kami, bu Rahmadani F. Pasaribu, S.Pd,
sangat terbuka untuk memberikan informasi kepada kami. Setelah melakukan
observasi di dalam kelas, bu Rahmadani member kami waktu sekitar 15 menit untuk
melakukan tanya jawab dengannya. Waktu ini di manfaatkan dengan baik oleh
kelompok kami untuk mengajukan beberapa pertanyaan mengenai profil sekolah yang
tidak dapat kami observasi dengan kasat mata. Contohnya seperti apa saja
ekstrakurikuler yang ada di sekolah tersebut? Karena itu yayasan perguruan
Kristen, apakah ada nilai-nilai agama yang secara khusus ditanamkan oleh pihak
sekolah? Bagaimana perlakuan sekolah terhadap anak yang memenangkan lomba dan
yang melakukan kesalahan?
Proses
evaluasi
Evaluasi terhadap hasil
observasi langsung kami lakukan di hari yang sama setelah selesai observasi di
sekolah tersebut. Evaluasi kami lakukan di kampus. Masing-masing memberikan
hasil kerjanya. Ada yang berupa tulisan, gambar, dan foto.
Evaluasi
kinerja kelompok dan hasil observasi dengan teori belajar
Evaluasi
kinerja kelompok dengan teori belajar
Berdasarkan teori,
dalam melakukan perencanaan, kelompok kami menggunakan kerangka waktu. Dimana
kami menyusun rencana waktu yang sistematis untuk apa yang perlu dilakukan dan
kapan melakukannya. Kami menggunakan kerangka waktu hampir sama seperti yang di
contohkan oleh Douglass, yaitu dengan membuat kerangka apa yang perlu dilakukan
dan waktu melakukannya.
Selain menyusun
perencanaan, salah satu tugas kami adalah untuk meminta izin kepada pihak
sekolah. Dalam meminta izin ini, kami menggunakan keterampilan berbicara clarity. Kami mengalami beberapa
kendala, salah satunya adalah kami harus menjelaskan dengan jelas apa tujuan
kami datang ke sekolah tersebut serta apa tujuan observasi ini. Dalam proses
meminta izin, kepala sekolah yang adalah perawakilan sekolah kerap kali
mengajukan beberapa pertanyaan. Disinilah kami harus menggunakan keterampilan
berbicara dengan baik.
Analisis
hasil observasi dengan teori
·
Analisis setting ruangan dengan teori
Gaya penataan yang
digunakan di kelas yang kami observasi adalah gaya seminar dimana murid duduk
di susunan berbentuk U. Salah satu keuntungan gaya penataan seperti ini adalah
mempermudah murid untuk diskusi kelompok. U terdiri dari 3 sisi. Setiap sisinya
di duduki oleh kelompok yang berbeda, sehingga murid menjadi lebih gampang
untuk saling berdiskusi.
·
Analisis hasil observasi di sekolah(kelas)
dengan teori
Berkaitan dengan
pendekatan dalam Psikologi, sekolah yang kami observasi menggunakan pendekatan
learning, yaitu behavior, khususnya classical dan operant conditioning.
1.
Classical Conditioning
Penerapannya
:
Belajar
di siang hari (UCS), dimana awalnya kelas masih tidak terlalu panas, murid
masih memperhatikan guru yang sedang menjelaskan (UCR). Namun lama kelamaan
kelas menjadi semakin panas. Dengan bermodalkan 1 kipas angin (CS) dengan
jumlah murid sekitar 30an. Kelas menjadi sangat panas . Murid pun jadi kehilangan
fokus. Mereka yang tadinya duduk dengan tegap mulai menyandar ke bangku atau
duduk bertopang dagu (CR). Ini membuktikan bahwa kenyamanan ruang kelas(CS)
menentukan bagaimana tingkat konsentrasi murid (CR).
2.
operan conditioning
Ada
2 jenis reinforcement yang digunakan, yaitu :
a.
Reinforcement positif
Yaitu
dengan memberi penguatan positif setiap kali murid melakukan hal yang positif
untuk meningkatkan frekuensi dilakukannya hal tersebut dimasa yang akan datang.
Penerapan
di sekolah :
Pihak
sekolah memberi hadiah kepada murid yang menang dalam suatu perlombaan (membawa
nama sekolah).
Selain
itu, dari yang kami amati di kelas penerapannya seperti ini :
Seorang
anak menjawab pertanyaan yang dari guru. Guru tersebut merespon dengan
mengatakan “Wah, bagus sekali. Jawabanmu hampir tepat.” Ini menjadi motivasi
untuk murid lainnya. Terbukti dengan setelah itu murid menjadi lebih aktif
menjawab setiap kali guru bertanya. Karena mereka belajar bahwa walaupun
jawabannya belum tentu benar, tapi mereka akan mendapat apresiasi berupa pujian
dari sang guru asal mereka berusaha menjawab.
b.
Reinforcement Negative
Penarikan
sesuatu yang tujuannya adalah untuk memperbaiki perilaku.
Contoh
penerapannya yang kami amati :
Murid
bermain sepak bola, lalu mengenai pot bunga. Setelah itu Kepala Sekolah
mengambil bola tersebut dan menyimpannya.
Analisis perilaku
terapan
Analisis perilaku
terapan adalah penerapan prinsip operant conditioning untuk mengubah perilaku,
yaitu dengan meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang
tidak di harapkan. Dalam meningkatkan perilaku yang diinginkan terdapat prompt
dan shaping. Namun yang kami peroleh dari observasi sekolah kali ini hanyalah
prompt. Karen shaping hanya deterapkan jika penguatan positif dan prompt gagal.
Prompt
Stimulus tambahan yang
diberikan sebelum terjadi suatu respon. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kemungkinan respon itu akan terjadi.
Dari hasil observasi,
kami melihat ini terjadi dalam kelas yang kami amati, yaitu : Guru mengajukan
pertanyaan. Tidak ada yang bisa menjawab. Lalu guru memberikan clue, seperti
menyebutkan kata kunci dari jawabannya. Setelah itu murid mulai mengetahui
jawabannya. Kemudian guru
mengulang kembali pertanyaannya, dan murid sudah bisa menjawabnya dengan benar.
Langganan:
Postingan (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.